Indera Ke-6 Itu Bernama Iman
OneDayOneDesign #7
Indera Ke-6 Itu Bernama Iman
Illustrator: @behzmohadi | Caption: @behzmohadi
---
Ramadhan adalah syahr al-shiyam atau bulan puasa. Secara harfiah, puasa dalam Islam didefinisikan menjauhkan diri dari makanan, minuman, hubungan intim, serta hal lain yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Secara tidak langsung, puasa memiliki makna MENAHAN KELIMA INDERA kita yaitu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit dari segala hal yang membatalkan puasa.
Coba tanyakan kepada kawan kita yang diberi oleh Allah nikmat (ujian) berupa tidak bisa melihat. Maka yang terjadi, Allah tingkatkan fungsi keempat indera yang lainnya. Terutama indera pendengaran dan indera peraba yang menjadi lebih tajam dibandingkan orang normal pada umumnya.
Nah, ketika kita berpuasa, ada satu "indera" lain yang Allah tingkatkan ketajamannya saat kelima indera lainnya sedang kita "tahan" fungsinya. "Indera" apakah itu? Yaitu IMAN.
Karena iman kita kepada Allah dan iman kita kepada keutamaan bulan Ramadhan, kelima indera kita menjadi berfungsi jauh lebih optimal saat ini.
Ibnul Qayyim menuturkan,
"Di bulan Ramadhan lah, kondisi dan situasi 'ruhiyah' terbaik seseorang hadir bersama ketaatan dan kepatuhannya kepada perintah Allah SWT."
Oleh karena itu, mendengar kasus penggerebakan warung makan yang tetap beroperasi saat jam puasa di salah satu kota di Indonesia baru-baru ini, kita menjadi heran dan bertanya-tanya.
Siapa yang harus disalahkan? Bukankah mulai dari gubernur, satpol PP, penjual makanan, sampai pembeli di warung tersebut semuanya adalah muslim?
Entahlah, masing-masing pihak yang pro dan kontra punya argumen yang sama-sama kuatnya. Biarlah mereka yang paham masalahnya yang ikut berkomentar.
Dengan bekal iman, kita memilih diam menjaga lisan kita untuk tidak ikut menuduh pihak yang belum tentu bersalah.
Yang jelas salah adalah yang mengaku muslim dan tidak punya udzur apa-apa, tetapi tidak berpuasa.
0 komentar: